Thursday, February 23, 2017

Gunung Bromo (Part 3) : seperti menemukan dunia yang hilang





Tanggal 12 lalu aku ke Bromo bersama keluarga. sebenarnya banyak yang belum aku tuju, tapi berhubung saudaraku penasaran ke Bromo lewat jalur Malang ya aku anter saja. tujuan lain bisa lain waktu. jam 5 pas aku berangkat dari rumah lewat jalur Malang. sepertinya cuaca tidak mendukung saat itu, di tengah perjalanan ternyata hujan deras. untungnya pakai jas hujan dan kembali di lanjutkan. sebenarnya kalau berdua sama adik ipar sih kalau hujan bisa ke tempat lain, tapi ini kan tujuan nganter, jadi tetap konsisten ke Bromo saja. aku pikir, hujan gini kabut banyak, pemandangan gak kelihatan takutnya, jadi kurang bisa menikmati pas ke sana. selain terganggu hujan, gangguan yang lain adalah aspal yang bolong-bolong dan keadaan masih sangat gelap. gak kaget kalau aku bakal hajar jalan bolong jadinya. apalagi lampu Led Vario 150 bila gelap plus basah kalah terang dengan lampu lawan arah, jadinya di depan gak kelihatan sama sekali jalannya yang mengakibatkan sering menghajar jalan bolong yang membahayakan. 

aku bersama keluarga gak gentar terus tancap gas tentu gak terlalu dalam soalnya licin dan banyak lubang. akhirnya yang biasanya di tempuh hanya 2 jam saja dari rumah ke bromo via jalur malang jadi molor. pelan-pelan tapi pasti aku hampir sampai. gak bisa mengabadikan gambar nih soalnya gelap berkabut. jarak pandang cukup dekat jadi harus hati-hati. jadi jalan mulai menanjak sudah mulai gak kelihatan gunungnya. melewati kabut super tebal. wah alamat gak bisa nikmatin pemandangan nih. pandangan ke depan sangat dekat jaraknya, bagaikan melewati jalan rahasia yang misterius padahal jalan ke bromo. penuh waspada dan hati-hati karena samping jurang dan banyak di temukan bekas pohon tumbang dan tanah longsor yang bikin jalan ke sana licin. selain jalan licin, suhunya amat dingin sekali sampai-sampai buang air kecil berkali-kali =_=.

 akhirnya sampai juga ke Bromo, tinggal turun ke lautan pasir. di sini biasanya pemandangannya indah, kelihatan gunung belakangnya gunung bromo yang sangat mempesona. tapi karena hujan, kabut bikin gak kelihatan sama sekali. ya sedih juga jauh-jauh gak kelihatan. di spot ini aku istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. setelah itu turun lah aku bersama keluargaku. turun di jalan yang penuh kabut gak kelihatan. sayan gak kelihatan gunungnya, biasanya indah di sini.

 kemudian aku turun wuss kelihatan gunungnya kalau sudah turun. jadi setelah melewati jalan penuh kabut, kami di suguhi pemandangan yang sangat menakjubkan ketika suasana gerimis seperti ini. sangat indah bagaikan masuk ke dunia yang hilang. gak kelihatan tertutup kabut, begitu masuk pemandangan indah menghampar. ternyata gak rugi, walau dari atas gak kelihatan, dari bawah indah sekali.


seperti yang aku bilang dulu, di jalur malang ke Bromonya spotnya banyak pemandangan indah, sangat mantap sekali buat foto-foto/selfi



sueger, hujan mulai reda. suasana jadi lebih indah keadaan seperti ini


berhenti sejenak untuk foto-foto pemandangan. adik ipar dan keluarga malas foto-foto selfi karena gerimis masih memakai baju hujan pula.


dulu gak lewat sini, tapi turun dari aspal melewati jalan yang di lewati hardtop. ya aslinya sama saja, soalnya setelah jalan aspal ini juga habis aspalnya. gambar di tengah di rerumputan ada sebuah batu, di sana tertulis di larang di naiki, entah di kramatkan atau gimana aku kurang tau, tapi yang jelas di larang menaikinya. padahal kalau di bilang bahaya juga gak, karena gak tinggi batunya.


suasana agak sedikit gelap di tambah pegunungannya di selimuti kabut, keliahat indah banget di pandang mata.



nah jalan habis lewat jalan berlumpur nih. bila di jalur pasuruan langsung nyebur ke pasir, tapi bila di malang tanah saja gak ada pasirnya, baru setelah di tengah ada pasirnya mendekati kawah.


jalan becek kayak begini motor sport fairing ternyata kesulitan lewatnya. motor saudaraku CBR250R G1 saja sampai di bantu dorong soalnya medannya licin, rodanya susah jalan padahal itu roda bukan roda yang licin di jalan. jadi bila keadaan hujan ke Bromo jalur malang gak rekomendasi buat motor 250cc ke atas, kecuali gak masalah menerobos rerumputan. gambar ini yang gak terlalu ekstrim, nanti ada lagi yang jauh lebih ekstrim sehingga motor sport fairing susah lewatnya. aku kalau bawa si akame ya gak lucu juga kena jebak di lumpur hehehehehehe.


dulu jalur sebelah kanan gak ada, mungkin hardtop nyari jalan gampang dengan menerobos rerumputan panjang di sini, jadi terbentuk jalan baru, tapi patut di sayangkan kalau seperti ini keindahannya akan berkurang karena rerumputan yang menambah keindahannya makin banyak yang rusak.


nah sebenarnya di sini jalur makin sulit, bawa motor 250cc ke atas patut waspada karena akan sulit lewatnya, kecuali motor adventure.



akhirnya sampai di tengah kami istirahat dan kembali makan, seluruh penjuru terlihat gunung yang melingkar seakan menjadi tembok daratan yang aku pijak, plus ada kabut tebal di atasnya seperti tak ada awan benar-benar menakjubkan suasananya (seperti masuk dunia yang hilang pikirku saat di sana hehehehehe kebanyakan nonton film).


di sini situasi mulai reda gerimisnya. ya aku sempat foto-foto sebentar tapi kurang puas soalnya gak lama melanjutkan perjalanan setelah makan-makan.


lokasi ini tempat hardtop memberhentikan sementara para pengjung yang menggunakan jasanya. bisa befoto ria, atau naik kuda juga bisa, ada kudanya yang di sewakan dis ini.



setiap mata memandang selalu keindahan yang didapat.



mungkin bisa ke bukit teletabis naik kuda ini hehehehehe, soalnya dari gambar ada jalannya kan ke depan.

nah seperti yang aku bahas dulu, ke Bromo jalur Pasuruan dan Probolinggo saat curah hujan tinggi gini pasirnya memadat. gak licin sama sekali jadi motor sport fairing 250cc ke atas aman bila situasinya seperti ini.


anehnya dulu saat lewat sini aku masih ingat betul di daerah sini masih padang rumput. entah kenapa kok rasanya permukaan tanahnya meninggi dan rumputnya menghilang. apa habis hujan lebat bagian atas gunungnya ada yang longsor ya? apalagi pasirnya padat sekali.



nah bisa di lihat pada gambar di atas ini, sebelah kanan gunungnya masih hijau, sebelah kiri dekat dengan pasir menjadi warna coklat. apa longsorannya panas jadi seperti itu? atau habis atif lagi gunungnya, dan debu panasnya sampai kesana? entahlah.



karena hujan kembali turun, kami memutuskan pulang saja soalnya cuaca sangat dingin. jadinya kurang puas deh. kesini cuma lewat doang hehehehe. tapi ya di syukuri saja, biarpun di kata cuma lewat benar-benar asik pemandangannya gak rugi deh kehujanan kedinginan ^_^. kami memutuskan kembali lewat jalur Pasuruan biar gak kelamaan. ternyata setelah turun kan ada jalan berbelok belok cukup panjang, ternyata di hitung di speedometer tembus 36km jalan berbelok-beloknya gak secara keseluruhan pulang pergi Pasuruan - Sidoarjo. jadi bisa tembus 100km mungkin ya jaraknya, bahkan lebih, bisa-bisa antara Gunung Bromo - Pasuruan - Sidoarjo.



keindahan gunungnya agak tertutupi kabut tapi masih indah. saat sudah naik pandangan sudah gak kelihatan karena kabut kembali menghampiri di atas. 


keadaan mulai cerah di sebelah atas aku copot baju hujan dan sempat memfoto mega pro ini. mungkin ini yang biasanya di jadikan ojek bila ada yang gak kuat menanjak motornya. motor karbu di sini jadi rajanya soalnya pada di setting tanjakan tinggi dan gearnya besar-besar.


ada juga motor lawas, GL ya ini? gambar ini juga merupakan tempat parkir bagi yang ke Bromo bawa mobil ya harus berhenti di sini dan wajib nyewa Hardtop. entah barapa sewanya. tahun lalu sekedar tanya katanya tembus Rp. 700.000, kalau sekarang bisa lebih mahal lagi.


oke sahabat sekalian sampai di sini dulu cerita perjalananku di Gunung Bromo. sampai jumpa di perjalanan berikutnya. my trip its my life! lets ride our bike to beautiful land.



No comments: